Menanam Padi Dengan Sistem Singgang Bisa Panen Dalam 45 Hari
Sistem singgang dikenal di Indonesia sekitar tahun 1970 dan telah di laksanakan di beberapa Negara Asean, Malaysia, Thailand, Vietnam, Indonesia, termasuk Cina, India. Sistem singgang ini dalam rangka memanfaatkan potensi waktu yang relatif singkat untuk bisa panen yang ke 2 dengan tanpa melakukan pengolahan tanah , peyediaan bibit, maupun penanaman.
Metode ini bisa dimanfaatkan pada daerah non irigasi. Sehingga bisa dilakukan oleh masyarakat tani yang tidak mungkin lahan tersebut di tanam kembali ke 2 kalinya.
Kegiatan ini mudah di lakukan dan tidak memerlukan biaya besar serta tenaga lebih efisien.
Keuntungan sistem singgang:
1. Tanah tidak di olah sehingga hemat 50-60%.
2. Masa produksi pendek sekitar 40-60 hari.
3. Rasa nasi lebih harum.
4. Bulir padi lebih kecil.
5. Mempunyai daya adaptasi tinggi.
6. Bulir padi yang dijadikan padi lebih baik.
Kelemahan sistem singgang:
1. Malai padi agak lebih pendek.
2. Penampilan tidak menarik.
3. Hasil gabah lebih rendah.
4. Anakan terbatas.
Teknik budidaya sistem singgang:
1. Batang jerami di potong kurang lebih 5 cm dari tanh.
2. Lahan di bersihkan dari gulma.
3. Diberikan pupuk NPK 93 - 125 kg/ha.
4. Umur 20-25 hari dipupuk dan dilakukan penyiangan.
5. Pemeliharaan 40-45 hari dilakukan pemanenan.
Artikel Menanam Padi Dengan Sistem Singgang Bisa Panen Dalam 45 Hari ini dibuat berdasarkan referensi dari materi bahan kuliah saya, semoga dapat menambah wawasan anda.