Motivasi: Rasa Sebuah Ketulusan

Seorang teman karib menghampiri meja kerja anda, dan memungut sebatang pensil yang patah. Pintanya, “Boleh aku pinjam ini?” Anda yang sibuk hanya menengok sekelebat dan berkata, “Ambil saja.” Setelah itu anda lupa akan kejadian itu selamanya. Padahal bagi teman anda, pensil patah itu amat berharga demi pengerjaan tugasnya.

Motivasi Rasa Sebuah Ketulusan

Tahukah anda bagaimana “rasa” sebuah ketulusan? Setiap dan kita pasti pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang mampu memahaminya. Karena ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tak terasa, sebagaimana anda menyilakan teman dekat anda mengambil pensil patah anda tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semuanya lenyap dalam ketulusan. Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia ini seperti pensil patah itu. Sehingga selalu ada rasa keberatan atau berjasa saat kita saling berbagi. Sayangnya tidak mudah juga untuk bersibuk-sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun tampak bagai pena emas. Jangan ingat-ingat perbuatan baik anda.

Kebaikan yang anda letakkan dalam ingatan bagaikan debu yang tertiup angin.


Tambahan Motivasi:
Merasakan Keindahan

Bukalah mata anda. Apa yang anda lihat?. Sekumpulan orang yang sibuk berjalan dan bergumam tak menentu?. Lihatlah wajah mereka?. Wajah yang muram, ketus?. Raut muka yang curiga, atau bahkan tak berekspresi?. Namun, tidakkah anda perhatikan, ada seseorang yang tersenyum kepada anda? Lihatlah sekali lagi. Coba, lebih teliti kali ini, tidakkah anda melihat pohon-pohon yang melambai, menyampaikan salam kepada anda ?.

Sekarang, konsentrasikan pendengaran anda. Apa yang anda simak? Keriuhan? Bisik-bisik dan pergunjingan? Orang dengan HP yang berjibaku dengan keberisikan? Orang yang mengumpat dan mencaci? Suara-suara radio yang memekakkan telinga? Tenang. Renungkan sejenak. Tidakkah anda menyimak, ada senandung doa dan burung-burung kecil, yang menyanyikan 149u pagi hari? Atau, sebuah irama dan serangga kecil yang membisikkan 149u tidur di kala malam ?.

Lalu, tarik nafas anda dalam-dalam. Ada aroma yang memualkan? Tenang. Hirup lagi lebih dalam. Berkonsentrasilah saat ini. Tidakkah anda merasakan semerbak keharuman yang menyuburkan bunga-bunga ?.

Coba rasakan indera yang ada di kulit anda. Lembab? Udara yang penat? Tenang. Cobalah sekali lagi. Tidakkan anda pernah rasakan kesejukan yang membuat anda nyaman. Rasakanlah kesejukan udara dingin itu. Rasakan juga kehangatan udara yang hadir di saat terik. Rasakan, kehangatan matahari yang menyinari layaknya selimut malam.

Teman, akan selalu ada keindahan dalam setiap gerak kita. Selalu ada kesejukan dan kehangatan yang tercipta di sekitar kita. Fokuskan semua indera itu pada kebaikan. Dan anda akan merasakan keindahannya.

Artikel ini dibuat berdasarkan referensi dari email motivasi_net@yahoogroups.com, semoga dapat memotivasi dan menambah wawasan anda.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel