Contoh Pendahuluan Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan nasional kedua setelah padi dan perannya semakin meningkat sejalan bertambahnya jumlah penduduk, usaha peternakan, dan berkembangnya industri olahan berbahan baku jagung. Masyarakat Sumatera Barat tempo dulu menetapkan jagung sebagai indikator kesejahteraan rakyat dengan istilah “padi menguning-jagung maupiah taranak bakambang biak” dan memberikan petunjuk tetang kearifan lokal yang menjadikan jagung sebagai bahan pangan serta mengintegrasikannya dengan usaha peternakan.
Dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat terungkap bahwa kabupaten Pasaman Barat merupakan sentra utama produksi jagung yang memberikan konstribusi 65,9% dari total produksi jagung Sumatera Barat.
Dalam upaya peningkatan produktivitas, pijakan yang digunakan adalah tingkat produktivitas yang telah dicapai saat ini. Pada daerah-daerah yang telah memiliki tingkat produktivitas tinggi (>6,0 t/ha), program yang diperlukan adalah pemantapan produktivitas. Untuk meningkatkan hasil pada areal yang tingkat produktivitasnya masih rendah (<5,0 t/ha), perlu adanya pergeseran penggunaan jagung ke jenis hibrida dan komposit dengan benih bermutu.
Untuk mencapai sasaran produksi jagung Sumatera Barat tahun 2009 sebesar 394.283 ton, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Barat menetapkan Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai penyumbang utama produksi jagung dengan menggunakan varietas hibrida dan target luas areal tanam masingmasing 42.670 ha dan 10.244 ha.
Tujuan penelitian ini adalah (a) untuk mengetahui luas dan potensi pengembangan jagung hibrida dalam rangka peningkatan pendapatan petani, (b) untuk mempelajari teknologi budidaya jagung dalam pengembangan jagung hibrida; dan (c) untuk mengetahui analisa usahatani jagung hibrida.