Taksonomi Tanaman Jagung Lengkap Dengan Morfologinya

Jagung memiliki nama latin Zea mays . Nama zea mays sendiri diberikan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1939. Kata "zea" diambil dari bahasa Yunani yang berarti "padi-padian", sedangkan kata "mays" merupakan kosakata orang Indian yaitu "mahiz" yang merupakan sebuatan untuk jagung bagi orang Indian.

Artikel terkait tentang 'Jagung':



Klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
Kerajaan  : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonena
Ordo : Poales/Graminae
Famili  : Poaceae/Gramineae
Subfamili : Ponicoidae
Genus : Zea
Spesies  : Zea mays L. 
Taksonomi Tanaman Jagung Lengkap Dengan Morfologinya

Morfologi Tanaman Jagung
Jagung memilikki 3 organ vegetatif yang penting yaitu akar (radix), batang (caulis), daun (folium), dan 2 organ generatif yaitu bunga (flos) dan buah ((fructus). Jagung memiliki sistem akar serabut (radix adventicia), yaitu akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besarnya dan semuanya keluar dari pangkal batang, akar ini bukan berasal dari calon akar tetapi akar liar yang berbentuk serabut. Akar jagung dapat mencapai kedalaman 8 meter walaupun pada umumnya berada pada kisaran 2 meter. Pada jagung yang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu untuk menyokong/menyangga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, seperti pada sorgum dan tebu. Batangnya beruas-ruas terbungkus oleh pelepah daun yang berasal dari buku-bukunya.Batang jagung termasuk batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga. Batang jagung bulat (teres), licin (leavis), arah tumbuhnya tegak lurus (erectus), dan cara percabangan monopodial. Jagung juga merupakan tumbuhan annual (anuus), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari satu ahun sudah mati  atau paling banyak dapat mencapai umur setahun. Terdapat juga mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga berbentuk roset. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.

Jagung memiliki daun yang sempurna/lengkap karena memilikki helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan upih/pelepah daun (v4g*n4). Bangun daunnya adalah bangun pita (ligulatus), ujung daunya runcing (acutus), batang daunnya seperti memeluk batang, tepi daun rata (integer), permukaan daun ada yang licin (leavis) dan ada yang berambut.Berdasarkan susunan tulang daunnya jagung termasuk bertulang sejajar atau lurus (rectinervis). Stomata pada daun meilikki bentuk halter dan setiap stomata dikelilingi  sel-sel epidermis berbentuk kipas, hal ini untuk menanggulangi defisit air pada sel-sel daun.

Bunga pada tanaman jagung terdiri dari bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan (benang sari) terdapat pada bagian ujung paling tinggi pada tanaman berbentuk seperti biji-biji bermalai, sedangkan bunga betina tedapat pada tongkol jagung. Biji jagung tersusun dalam jenggel adalah tongkol yang dibentuk pada bunga betina setelah terjadi pembuahan terjadi pula perkembangan biji 7 hari sampai 10 hari yang pertama perkembangannya lambat (Andilaceh, 2010).

Bunga merupakan organ generatif tanaman, hal itu disebabkan melalui bunga  akan berlanjut regenerasi tanaman baru sehingga tanaman selalu eksis dari waktu ke waktu. jagung memiliki dua jenis bunga (jantan dan betina) yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Bunga betinanya merupakan bunga majemuk tidak terbatas (inflorescentia racemosa) dan bunganya melekat langsung pada ibu tangkainya.

Bentuknya berupa tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkainya besar, tebal dan sering kali berdaging. Biasanya tongkolnya terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut. Tongkol tumbuh dari buku,diantara batang dan pelepah daun. Rambut ini sebenarnya adalah putik bunga jagung yang memanjang menyerupai rambut. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif dan disebut sebagai varietas prolifik

Bunga jantannya juga merupakan bunga majemuk tidak berbatas  (inflorescentia racemosa) dan bunganya tidak melekat langsung pada ibu tangkainya.Bentuk bunganya berupa bulir majemuk dan berbentuk seperti karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan berbau khas. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). Pada umumnya tanaman jagung memiliki cara penyerbukan anemofili, penyerbukan dengan perantara angin. Hal ini sesuai dengan bentuk bunga dari jagung itu sendiri.

Buah pada jagung merupakan buah sejati tunggal yang kering yang hanya mengandung satu biji dan biasanya kalau buah ini masak tidak pecah (indehiscens). Buahnya termasuk buah padi (caryopsis), yang memiliki ciri yaitu buah berdinding tipis mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji,dan kadang-kadang ada juga yang berlekatan dengan bijinya. Kita juga seringkali tidak dapat membedakan buah dengan bijinya, sebenarnya yang kita sering sebut biji pada jagung sebenarnya adalah buahnya. Buah jagung memiliki daun-daun pelindung bunga betina yang tidak gugur dan yang kita kenal sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot).

Pembungaan, Penyerbukan dan Pembuahan Tanaman Jagung
1. Pembungaan
Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Secara umum ada beberapa tahapan pembungaan yang meliputi induksi bunga (evokasi), inisiasi bunga yang seringkali dipengaruhi oleh iklim, perkembangan kuncup bunga (inisiasi) menuju bunga mekar (anthesis), anthesis sempurna yang dilanjutkan dengan penyerbukan dan pembuahan kemudian mengalami perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji.

2. Penyerbukan
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari (pollen) ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi. Penyerbukan merupakan pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum) atau peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) ke kepala putik (stigma).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal yaitu sistem persilangan, saat penyebaran serbuk sari, vektor yang berperan dalam penyerbukan, dan pengaruh cuaca. Sistem persilangan (breeding system) bersama dengan variasi jenis kelamin yang menentukan perlu tidaknya penyerbukan silang. Sedangan untuk penyebaran serbuk sari, resiptimalis stigma induk bunga, seluruh bagian tanaman yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman. Untuk pengaruh cuaca bersinkronisasi terhadap pembungaan, penyebaran serbuk sari dan aktivitas vektor.

Pada tanaman jagung umumnya bersifat self fertile artinya menghasilkan tepung atau serbuk sari yang subur demikian juga dengan putiknya, tetapi dikarenakan susunan morfologi bunga yang terpisah maka tidak memungkinkan terjadinya self pollination. Dengan demikian maka jagung memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga atau hewan maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya.

3. Pembuahan
Tongkol yang sudah mengalami penyerbukan akan dilanjutkan dengan pembuahan. Pada tahap perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium) yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan (endosperm) dan selanjutnya terjadi perkembangan embrio. Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembesaran sel.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel