Hubungan Kelembaban Dengan Tanaman

Untuk tanaman kelembaban harus seimbang dengan suhu, karana apabila kelembaban tinggi maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tanaman akan terganggu

Hubungan Kelembaban Dengan Tanaman

Kelembaban udara
Kelembaban udara akan berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi dan jumlah air. Kelembapan saling terkait dengan berhubungan dengan unsur iklim lainnya seperti suhu, curah hujan, dan angin. Pengaruh kelembaban terhadap tanaman yaitu pada perubahan stomata menjadi terbuka atau tertutup. Perubahan stomata ini mempengaruhi pemasukan CO2 yang menjadi bahan pokok pada proses fotosintesis

Kelembaban udara menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air sehingga laju kehilangan air dari tanaman (transpirasi) sangat bergantung olehnya, selanjutnya dapat mempengaruhi potensial air daun
Jika kelembaban rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat-zat mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan ketesediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Jika kelembaban tinggi, laju transpirasi rendah sehingga penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah.hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan terhambat.

Fisiologi Perkecambahan
Untuk memulai kehidupannya, biji harus berkecambah menjadi tanaman baru. Perkecambahan biji dimulai dengan imbibisi dan diakhiri ketika radikula memanjang atau muncul melewati kulit.

Perkecambahan biji dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
a. Hidrasi atau imbibisi; selama kedua periode tersebut, air masuk ke dalam embrio
Dan membasahi protein dan koloid lain.
b. Pembentukan atau pengaktifan enzim yang menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik.
c. Pemanjangan sel radikula, diikuti munculnya radikula dari kulit biji.
d. Pertumbuhan kecambah selanjutnya adalah pertumbuhan primer.

Pertumbuhan Primer
Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.

Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
a. Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama.
b. Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel
mengalami pembesaran dan pemanjangan.
c. Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus.

Pertumbuhan Sekunder
Di  antara  xilem  dan  floem  terdapat  kambium  yang  sel- selnya aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem dan  floem  primer  terdapat  pada  batang  dan  akar  yang  hidup selama  periode  yang  relatif  pendek.  Kemudian,  fungsinya diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh kambium yang aktif membelah.

Pertumbuhan  kambium  ke  arah  luar  membentuk  floem sekunder,  dan  ke  arah  dalam  membentuk  xilem  sekunder sehingga  batang  tumbuhan  bertambah  besar.  Aktivitas kambium  yang  membentuk  xilem  dan  floem  sekunder  ini disebut  pertumbuhan  sekunder.  Semua  jaringan  yang  ada  di sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar kambium  disebut  kulit atau  papagan.

RESPON TUMBUHAN TERHADAP SUHU
• Suhu : faktor lingkungan yang dapat berperan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisme hidup.

• Berperan langsung hampir pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam tubuh tumbuhan tersebut, sedang peran tidak langsung yaitu mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air.

• Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja kefektivan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme tersebut.

• Variasi Suhu :
suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun waktu.  Variasi    suhu berkaitan dengan latituda, dan sejalan dengan ini juga terjadi variasi lokal
berdasarkan topografi dan jarak dari laut.

• Kisaran toleransi suhu  bagi tumbuhan sangat bervariasi, untuk tanaman di tropika ( misal : semangka) tidak bisa mentoleransi suhu di bawah 15 - 18 C,

• Sedangkan untuk biji-bijian tidak bisa hidup dengan suhu dibawah minus 2C hingga minus 5 C. Sebaliknya konifer di daerah temperata masih bisa mentoleransi suhu sampai serendah minus 30 C.

• Tumbuhan air umumnya mempunyai kisaran toleransi yang lebih sempit jika dibandingkan dengan tumbuhan di daratan

Kerusakan tumbuhan akibat suhu yang terlalu tinggi
• Respon tumbuhan terhadap suhu tidak sama pada jenis dan tingkat perkembangannya. Jaringan tumbuhan akan mati apabila suhu mencapai 45Csampai 55 C selama dua jam.

• Bila suhu meningkat, laju transpirasi  meningkat karena penurunan defisit tekanan uap dari udara yang hangat dan suhu daun tinggi yang mengakibatkan peningkatan tekanan uap air padanya.

• Kelayuan akan terjadi bila laju absorpsi air terbatas karena kurangnya air atau kerusakan sistem vaskuler atu sistem perakaran.Tingkat kerusakan akibat suhu tinggi lebih besar pada jaringan yang lebih muda, karena terjadi denaturasi protpplasma oleh dehidrasi.

• Pada saat pembentukan sel generatif, suhu tinggi mengakibatkan rusaknya sistem pembelahan mitosis yang berlangsug dengan cytokinesis. Hal ini terlihat adanya kegagalan pembentukan biji, karena pollen grain yang terbentuk steril.

• Suhu 45o C akan mengganggu aktivitas enzim, anatara lain enzim proteinase

• Translokasi asimilat terjadi dengan adanya molekul atau ion melintasi membran dari daun  ke jaringan yang meristematik

• Suhu maksimum yang harus ditoleransi oleh tumbuhan sering merupakan masalah yang lebih kritis jika dibandingkan dengan suhu minimumnya.

• Tumbuhan biasanya didinginkan oleh kehilangan air dari tubuhnya, dengan demikian kerusakan akibat panas terjadi apabila tidak tersedia cukup air dalam tubuhnya untuk proses pendinginan.

• Suhu tinggi yang datangnya tiba-tiba mempunyai daya tembus yang sangat kuat hingga dapat  mencapai bahan genetis dalam sel, akibatnya terjadi perubahan pasangan alel dalam kromosomnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel