Inilah 7 Karya Imam Al Bukhari yang Populer Sampai Sekarang
Karya-Karya Imam Al-Bukhari yang Populer sampai saat ini
1. Al-Jami’ Al-Musnad Al-Shahih Al-Mukhtashr min Umur Rasulillah wa Sunanih wa Ayyamihi atau bisa disebut juga “Shahih Al-Bukhari”. Kitab ini berisikan hadits-hadits shahih semuanya, ujarnya : “Saya tidak memasukan dalam kitabku ini, kecuali shahih semuanya”. Jumlah hadits yang ditulis dalam kitab ini ada yang mu’allaq dan muttabi’. Yang mu’alaq sejumlah 1341 buah, dan yang muttabi’ sebanyak 384 buah (ini khilaf), jadi seluruhnya berjumlah 8122 buah, di luar yang maqthu’ dan mauquf. Sedang jumlah yang tulen saja, yakni tanpa berulang, tanpa mu’alaq dan muttabi’ 2513 buah. Menurut jumhur ulama ahli hadits, kitab Al-Jami’ merupakan kitab hadits yang paling shahih setelah Al-Qur’an.
2. Qadhaya Al-Shahabah wa Al-Tabi’in. Kitab ini dikarang ketika berusia 18 tahun, dan sekarang tidak ada kabar berita tentang kitab tersebut.
3. Al-Tharikhu Al-Kabir (8 jilid) telah tiga kali terbit dan tiga kali direvisi.
4. Al-Tharikhu Al-Ausath
5. Al-‘Adabu Al-Munfarid
6. Birru Al-Walidain
7. Karya lainnya adalah Qira’at Khalf Al-Imam, Al-Tafsir Al-Kabir, Al-Musnad Al-Kabir, Al-Adab Al-Mufrad, Raf’ Al-Yadain, Al-Dhu’afa, Al-Jami’ Al-Kabir, Al-Asyribah.
Kekaguman para Ulama Tentang Keshahihan Imam Al-Bukhari
Kitab shahih Al-Bukhari telah memperoleh penghargaan tinggi dari para ulama. Terhadap kitabnya, mereka telah memberikan pernyataan, bahwa shahih All-Bukharu adalah satu-satunya kitab yang paling shahuh sesudah Al-Qur’an. Contoh Kekaguman Orang terhadap Al-Imam al-Bukhari rahimahullah, merupakan barometer bagi guru-gurunya dan manusia yang tahu dan hidup pada zamannya maupun sesudahnya. al-Imam al-Hafizh adz Dzahabi dan al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani telah menyebutkan secara khusus tentang pujian dan jasa-jasa beliau dalam kitabnya masing-masing. Adz-Dzahabi dalam Tadzkiratul huffaazh dan Ibnu Hajar dalam Tahdzibut Tahdzib.
Berikut ini beberapa contoh pujian dan kekaguman mereka. Muhammad bin Abi Hatim mengatakan, bahwa aku mendengar Yahya bin Ja’far al-Baikundi berkata, “Seandainya aku mampu menambahkan umur Muhammad bin Ismail (al-Bukhari) dengan umurku, niscaya aku lakukan sebab kematianku hanyalah kematian seorang sedangkan kematiannya berarti lenyapnya ilmu.” Raja’ bin Raja’ mengatakan, “Dia, yakni al-Bukhari, merupakan satu ayat di antara ayat-ayat Allah yang berjalan di atas permukaan bumi.” Abu Abdullah al-Hakim dalam Tarikh Naisabur berkata, “Dia adalah Imam Ahlul hadits, tidak ada seorang pun di antara Ahlul Naql yang mengingkarinya.”