Inilah Macam dan Jenis IDS (Intrution Detection System)

Inilah Macam dan Jenis IDS (Intrution Detection System)

NIDS (Network Intrusion Detection System)
IDS jenis ini ditempatkan disebuah tempat/ titik yang strategis atau sebuah titik didalam sebuah jaringan untuk melakukan pengawasan terhadap traffic yang menuju  dan berasal dari semua alat-alat (devices) dalam jaringan. Idealnya semua traffic yang berasal dari luar dan dalam jaringan di lakukan di scan, namun cara ini dapat menyebabkan bottleneck yang mengganggu kecepatan akses di seluruh jaringan.

HIDS (Host Intrution Detection System)
IDS jenis ini berjalan pada host yang berdiri sendiri atau perlengkapan dalam sebuah jaringan. Sebuah HIDS melakukan pengawasan terhadap paket-paket yang berasal dari dalam maupun dari luar hanya pada satu alat saja dan kemudian memberi peringatan kepada user atau administrator sistem jaringan akan adanya kegiatankegiatan yang mencurigakan yang terdeteksi oleh HIDS.

Signature Based
IDS yang berbasis pada signature akan melakukan pengawasan terhadap paketpaket dalam jaringan dan melakukan pembandingan terhadap paket-paket tersebut dengan basis data signature yang dimiliki oleh sistem IDS ini atau atribut yang dimiliki oleh percobaan serangan yang pernah diketahui. Cara ini hampir sama dengan cara kerja aplikasi antivirus dalam melakukan deteksi terhadap malware. Intinya adalah akan terjadi keterlambatan antara terdeteksinya sebuah serangan di internet dengan signature yang digunakan untuk melakukan deteksi yang di implementasikan didalam basis data IDS yang digunakan. Jadi bisa saja basis data signature yang digunakan dalam sistem IDS ini tidak mampu mendeteksi adanya sebuah percobaan serangan terhadap jaringan karena informasi jenis serangan ini tidak terdapat dalam basis dat signature sistem IDS ini. Selama waktu keterlambatan tersebut sistem IDS tidak dapat mendeteksi adanya jenis serangan baru.

Anomaly Based
IDS jenis ini akan mengawasi traffic dalam jaringan dan melakukan perbandingan traffic yang terjadi dengan rata-rata traffic yang ada (stabil). Sistem akan melakukan identifikasi apa yang dimaksud dengan jaringan “normal” dalam jaringan tersebut, berapa banyak bandwidth yang biasanya digunakan di jaringan tersebut, protolkol apa yang digunakan, port-port dan alat-alat apa saja yang biasanya saling berhubungan satu sama lain didalam jaringan tersebut, dan memberi peringatan kepada administrator ketika dideteksi ada yang tidak normal, atau secara signifikan berbeda dari kebiasaan yang ada.

Passive IDS
IDS jenis ini hanya berfungsi sebagai pendeteksi dan pemberi peringatan. Ketika traffic yang mencurigakan atau membahayakan terdeteksi oleh IDS maka IDS akan membangkitkan sistem pemberi peringatan yang dimiliki dan dikirimkan ke administrator atau user dan selanjutnya terserah kepada administrator apa tindakan yang akan dilakukan terhadap hasil laporan IDS.

Reactive IDS
IDS jenis ini tidak hanya melakukan deteksi terhadap traffic yang mencurigakan dan membahayakan kemudian memberi peringatan kepada administrator tetapi juga mengambil tindakan pro aktif untuk merespon terhadap serangan yang ada. Biasanya dengan melakukan pemblokiran terhadap traffic jaringan selanjutnya dari alamat IP sumber atau user jika alamat IP sumber atau user tersebut mencoba untuk melakukan serangan lagi terhadap sistem jaringan di waktu selanjutnya. 

Implementasi IDS di dunia nyata/ real world
Salah satu contoh penerapan IDS di dunia nyata adalah dengan menerapkan sistem IDS yang bersifat open source dan gratis. Contohnya SNORT. Aplikasi Snort tersedia dalam beberapa macam platform dan sistem operasi termasuk Linux dan Window$.
Snort memiliki banyak pemakai di jaringan karena selain gratis, Snort juga dilengkapi dengan support system di internet sehingga dapat dilakukan updating signature terhadap Snort yang ada sehingga dapat melakukan deteksi terhadap jenis serangan terbaru di internet.
IDS tidak dapat bekerja sendiri jika digunakan untuk mengamankan sebuah jaringan. IDS harus digunakan bersama-sama dengan firewall. Ada garis batas yang tegas antara firewall dan IDS. Juga ada teknologi yang disebut dengan IPS (Intrusion Prevention System). IPS pada dasarnya adalah sebuah firewall yang dikombinasikan dengan level jaringan dan level aplikasi dengan sebuah reactive IDS untuk melindungi jaringan secara pro aktif. 
Pada dasarnya, firewall adalah titik pertama dalam garis pertahanan sebuah sistem jaringan komputer. Seharusnya firewall diatur agar melakukan penolakan (DENY) terhadap semua traffic yang masuk kedalam sistem dan kemudian membuka lubanglubang yang perlu saja. Jadi tidak semua lubang dibuka ketika sistem melakukan hubungan ke jaringan luar. Idealnya firewall diatur dengan konfigurasi seperti diatas. Beberapa port yang harus dibuka untuk melakukan hubungan keluar adalah port 80 untuk mengakses internet atau port 21 untuk FTP file server. Tiap-tiap port ini mungkin penting untuk tetap dibuka tetapi lubang-lubang ini juga merupakan potensi kelemahan atas terjadinya serangan yang akan masuk kedalam jaringan. Firewall tidak dapat melakukan pemblokiran terhadap jenis serangan ini karena administrator sistem telah melakukan konfigurasi terhadap firewall untuk membuka kedua port tersebut. Untuk tetap dapat memantau traffic yang terjadi di kedua port yang terbuka tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukan deteksi terhadap traffic yang membahayakan dan berpotensi menjadi sebuah serangan. Disinilah fungsi IDS dibutuhkan. Dapat saja digunakan/ di implementasikan sebuah NIDS melalui seluruh jaringan atau sebuah HIDS pada alat-alat tertentu yang dirasa berpotensi terhadap serangan. IDS akan me-monitor traffic yang masuk dan keluar jaringan dan mengidentifikasi trafic yang mencurigakan dan membahayakan yang mungkin saja dapat melewati firewall atau dapat saja berasal dari dalam jaringan. Jadi IDS tidak hanya mendeteksi serangan dari luar tetapi juga potensi serangan dari dalam jaringan sendiri.


Penulis: Dr. Bambang Sugiantoro, M.T

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel