Inilah Syarat Tumbuh dan Hama Penyakit Tanaman Buncis
Syarat Tumbuh Tanaman Buncis
Menurut Kuring (2007), tanah yang cocok bagi tanaman buncis ternyata banyak terdapat di daerah yang mempunyai iklim basah sampai kering dengan ketinggian bervariasi namum tanaman ini sangat cocok dengan jenis tanah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik. Tanah berwarna hitam, bahan organiknya tinggi, bertekstur lempung hingga debu, remah, gembur dan permeabilitasnya sedang, bisa pula ditanam pada tanah bertekstur pasir sampai berbutir tunggal dan permeabel.
Menurut Cahyono (2003), tanah liat yang berat tidak cocok untuk budidaya buncis karena memiliki daya ikat air atau daya serap air sangat rendah sehingga tanah mudah tergenangi air selain itu tanah liat juga memiliki aerasi yang buruk. Ketersediaan unsur hara tanah juga tergantung dari pH, tanah yang memiliki pH kurang dari 5,5 miskin unsur hara Magnesium (Mg), Boron (B) dan Molibdenum (Mo). Di samping itu, beberapa unsur hara dapat menjadi racun bagi tanaman jika tanah terlalu asam, antara lain Besi (Fe), Aluminium (Al) dan Mangan (Mn). Begitu pula dengan sifat biologis tanah juga sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman dan produksi polong. Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi jika ditanam pada tanah yang banyak mengandung bahan organik dan organisme pengurai bahan organik tersebut. Sifat biologis tanah yang baik juga dapat menyimpan kelebihan zat makanan (hara), membantu proses nitrifikasi, menekan pertumbuhan patogen, memperlancar aerasi di dalam tanah sehingga dapat menetralisir gas-gas beracun di dalam tanah, meningkatkan jumlah oksigen di dalam tanah dan peresapan air.
Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik dan produksinya tinggi pada kisaran suhu udara antara 20-25 ÂșC. Keaadaan udara lebih dari kisaran tersebut dapat menyebabkan kualitas polong sangat rendah, bahkan polong buncis tidak berisi (tidak berbiji) dan jika suhu lebih rendah dari batas kisaran tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik dan pembentukan polong sangat sedikit. Kisaran suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi dari batas-batas tersebut juga dapat mengakibatkan kematian pada tanaman buncis (Cahyono, 2003).
Kelembaban udara dan tanah yang optimum bagi tanaman buncis adalah sedang (cukup kering) yaitu berkisar antara 50-60%. Kelembaban udara yang terlalu rendah (kering) atau terlalu kering dan pengairan tanah yang kurang dapat menyebabkan tanaman buncis tumbuh kurang baik dan produksi polong rendah baik kualitas maupun kuantitasnya (Cahyono, 2003).
Curah hujan sebaiknya cukup merata sepanjang tahun, daerah yang memiliki curah hujan antara 1.500-2.500 mm/th sangat cocok untuk budidaya tanaman buncis. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan buncis menjadi kurang baik sedangkan curah hujan yang rendah dapat menyebabkan banyak bunga yang gugur dan polong yang dihasilkan pendek-pendek serta bengkok (Cahyono, 2003).
Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi memmerlukan penyinaran cahaya matahari penuh sepanjang hari yaitu 10-12 jam atau memerlukan cahaya banyak sekitar 400-800 footcandles, untuk mendapatkan sinar matahari penuh penanaman harus ditempat terbuka (Cahyono, 2003).
Angin yang kencang dan terus menerus dapat merobohkan atau merusak tanaman buncis, dapat mempercepat evaporasi sehingga tanah cepat mengering dan keras (memadat). Oleh karena itu, pemilihan lokasi untuk budidaya buncis harus memperhatikan keadaan angin. Daerah yang keadaan anginnya tenang dan tidak sering terjadi angin kencang sangat cocok untuk budidaya buncis (Cahyono, 2003).
Hama dan Penyakit Tanaman Buncis
Menurut Cahyono(2003), hama yang sering menyerang pada tanaman buncis antara lain adalah ulat jengkal (Plusia Sp), ulat grayak (Spodoptera litura), ulat penggerek polong (Etiella zinckenella), ulat penggulung daun (Lamprosema Sp), ulat polong (Helicoverpa armigera), lalat bibit (Agromyza Sp), kutu daun (Aphis gossypii), ulat tanah (Agrotis Sp), kepik pengisap polong (Riptortus linearis dan Nezara viridula), nematoda bengkak akar (Meloidogyne Sp), kumbang daun (Henosepilachna signatipennis atau Epilachna signatipennis), tungau merah (Tetranychus cinnabaricus Boisd) dan siput (Cahyono, 2003).
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang tanaman buncis adalah penyakit bercak coklat pada daun (Cercospora), penyakit karat yang disebabkan oleh cendawan Uromyces phaseoli (pers) Wint Var. Typica Arth, penyakit antraknosa yang disebabkan oleh cendawan Colltotrichum lindemuthianum (Sacc. et Magn) Briosi et Cav, penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum, penyakit daun berkerut (Mosaik), penyakit bercak hitam pada batang (hawar batang), penyakit embun tepung, penyakit hawar daun, penyakit busuk lunak dan penyakit rebah semai (Cahyono, 2003).