Macam-Macam Hormon Pada Tumbuhan Beserta Fungsinya [Lengkap]

Macam-Macam Hormon Pada Tumbuhan Beserta Fungsinya [Lengkap]


Hormon pada tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.

[Lengkap] Macam-Macam Hormon pada Tumbuhan Beserta Fungsinya

Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan. Namun demikian, berbeda dari hewan, hormon tumbuhan dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar sistem individu. 
Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances). 

Inilah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:


1. Hormon Auksin 

Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan dan ditemukan oleh Frits Went (1863-1935) pada tahun 1928 merupakan ahli botani Belanda yang mengatakan bahwa "tak mungkin terjadi pertumbuhan tanpa adanya zat tumbuh. Jenis hormon auksin pada tumbuhan yang telah dapat diekstraksi adalah asam indol asetat atau IAA. Auksin memiliki tempat sintesis pada meristen apikal seperti pada ujung batang (tunas), daun muda, dan kuncup bunga. 

Awalnya auksin diketahui terdapat di ujung kecambah gandum Avena sativa. Akan tetapi, ternyata ada juga zat diujung-ujung tumbuhan yang sama dengan Auksin. Jenis-jenis auksin yang telah ditemukan adalah aukin a dan auksin b. Auksin a sama dengan auksin b, hanya berbeda pada kandungan airnya. Auksin a mempunyai mol air yang lebih banyak dan zat heteroauksin yang diketahui sebagai asam indol Asetat (IAA). 

Fungsi Hormon Auksin 

  • Merangsang perpanjangan sel 
  • Merangsang pembentukan bunga dan buah 
  • Merangsang pemanjangan titik buah 
  • Mempengaruhi pembengkokan batang
  • Merangsang pembentukan akar lateral 
  • Merangsang terjadinya proses diferensiasi

2. Hormon Sitokinin

Hormon sitokinin adalah hormon yang bersama dengan hormon auksin dalam memengaruhi pembelahan sel yang disebut dengan sitokinesis. Sitokin dapat diperoleh pada ragi santan kelapa, ekstrak buah apel dan juga pada jaringan tumbuhan yang membelah. Jenis hormon Sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinetin. 

Sitokinin mempengaruhi berbagai proses pertumbuhan. buktinya IAA berpengaruh terhadap sintesis DNA dan mitosis sedangkan pada sitokinesis diatur oleh kinetin atau sitokinin. Dari eksperimen pada kultur jaringan terdapat bukti bahwa IAA dan kinetin memiliki efek yang berbeda-beda. 

Jika tempat pemeliharaan jaringan tumbuhan diberikan IAA dan kinetin maka yang terjadi adalah efek pertumbuhan dan perkembangan jaringan tertentu pula, tapi kinetin tampa disertai oleh IAA maka tidak dapat menggiatkan pembelahan sel.

Fungsi Hormon Sitokinin

  • Mengatur pembentukan bunga dan buah 
  • Membantu proses pertumbuhan akar dan tunas pada pembuatan kultur jaringan. 
  • Memperkecil dominansi apikal dan juga dapat menyebabkan pembesaran daun muda
  • Merangsang pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan auksin, dapat membantu mengatur pembelahan sel yang terdapat didaerah meristem sehingga pertumbuhan titik tumbuh normal 
  • Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah yang dilakukan dengan meningkatkan transpor zat makanan ke organ tersebut. 

Hormon giberelin adalah suatu zat yang diperoleh dari salah satu jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang. Jamur tersebut adalah Gibberella fujikuroi. Giberelin pertama kali ditemukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. 

Tumbuhan padi yang terserang jamur tersebut memperlihatkan suatu gejala yang terjadi adanya pemanjangan abnormal. Percobaan pemakaian hormon giberelin telah dilakukan kepada jagung kerdil, yang hasilnya ternyata terlihat bahwa hormon giberelin dapat menambah tumbuh jagung tersebut. Semakin tinggi konsentrasi dari giberelin, maka semakin tinggi juga respons pertumbuhannya. Giberelin mempengaruhi pemanjangan sel maupun pada pembelahan pada jagung kerdil. 

Sedangkan tumbuhan jagung normal dan tumbuhan normal pemakain hormon giberelin tidak memberikan respons apapun. Giberelin jug mempengaruhi pemanjangan batang, perkembangan dan pertumbuhan  pada akar, bunga dan buah. 

Fungsi Hormon Giberelin

  • Mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel 
  • Memengaruhi perkembangan embrio dan kecambah 
  • Menghambat pembentukan biji
  • Mempengaruhi pemanjangan batang
  • Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, bunga, dan bunga

4. Hormon Asam Traumalin (Hormon Luka)

Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya. Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka (asam traumalin). 

Hormon Asam Traumalin pertama kali dipelajari oleh Haberland dimana pada percobaan yang dilakukan dari jaringan tanaman yang dilukai lalu dicuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka yang dibiarkan terbentuk jaringan baru di dekat luka.

Fungsi Hormon Asam Traumalin 

  • Meregenerasi sel jika tumbuhan mengalami kerusakan jaringan 

5. Hormon Gas Etilen 

Hormon gas etilen adalah hormon yang dihasilkan dari buah yang sudah tua. Buah yang sudah tua dan masih berwarna hijau disimpan dalam kantong tertutup maka yang terjadi buah tersebut akan cepat masak. 

Tumbuh-tumbuhan menghasilkan etilen dari adanya respon stres (tekanan), yang meliputi kebanjiran, kekeringan, luka, tekanan kimia dan infeksi. Etilen juga dihasilkan pada saat pemasakan buah atau untuk merespon adanya peningkatan kadar auksin yang tinggi. Etilen dimanfaatkan dalam mempercepat pematangan buah. 

Gas etilen menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh dan bersama hormon lain akan menimbulkan reaksi dengan karakteristik seperti auksin dengan gas etilen yang dapat memacu perbungaan mangga dan nanas. Dengan giberelin, gas etilen dapat mengatur bunga jantan dan juga bunga betina pada tumbuhan yang berumah satu.

Fungsi Hormon Gas Etilen

  • Mempercepat dalam pematangan buah
  • Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh 
  • Memacu hormon lain dalam menimbulkan reaksi tertentu
  • Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar
  • Induksi sel kelamin betina pada bunga
  • Merangsang terjadinya pemekaran bunga 
  • Mengakhiri masa dormansi 
  • Pembentukan akar adventif

6. Hormon Asam Absisat

Hormon Asam Absisat (Abscisic acid) adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tanaman yang dilakukan dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun pada pembesaran sel, atau dapat kedua-keduanya. 

Hormon Asam Absisat pertapa kali ditemukan pada tahun 1960 dari sekelompok peneliti yaitu Davies dan kawan-kawan yang mempelajari perubahan pada senyawa kimia yang menyebabkan terjadinya dormansi pada kuncup, dan perubahan kimia saat daun-daun gugur.

Fungsi Hormon Asam Absisat 

  • Menghambat perkecambahan biji 
  • Mempengaruhi terjadinya dormansi pada kuncup 
  • Menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel 
  • Membantu tumbuhan dalam mengatasi tekanan pada lingkungan yang kurang baik
  • Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian

7. Hormon Kalin 

Hormon Kalin adalah hormon yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh. Kalin dibedakan menjadi empat macam organ tubuh dengan fungsi yang berbeda-beda 

Fungsi Hormon Kalin 

  • Kaulokalin : Kaulokalin adalah hormon yang memiliki fungsi dalam merangsang proses pembentukan batang
  • Rizokalin : Rizokalin adalah hormon yang berfungsi dalam merangsang pembentukan akar
  • Filokalin : Filokalin adalah hormon yang berfungsi merangsang dalam pembentukan daun 
  • Antokalin : Antokalin adalah hormon yang merangsang pembentukan bunga
Malas membaca artikel versi teks, dengarkan artikel ini versi suara:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel