[Lengkap] Ekologi Administrasi Negara - Konsep, Ciri, Faktor, dan Ruang Lingkup
Kali ini AkhmadShare.Com akan membagikan materi tentang Ekologi Administrasi - Konsep, Ciri, Faktor, dan Ruang Lingkupnya, semoga bermanfaat.
A. Konsepsi Ekologi Administrasi
Pengertian Ekologi dan Administrasi
Secara etimologi (asal kata), ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua akar kata, yaitu oikos berarti rumah, rumah tangga atau tempat tinggal, dan logos berarti ilmu. Dengan demikian, ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk. Umumnya ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dan lingkungan.1 Kata ekologi diperkenalkan pertama kali oleh Ernest Hackel, seorang biologis Jerman pada tahun 1869.
Prajudi Atmosudirjo mendefinisikan “ekologi” sebagai “...tata hubungan total (menyeluruh) dan mutual (timbal-balik) antara satu organisme dan lingkungan sekelilingnya”.2
Sitanggang (1997) mendefinisikan “ekologi” sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara lingkungan dan faktor-faktornya, hubungan antarfaktor lingkungan sendiri, dan hubungan antarunsur suatu faktor dengan selamanya, serta hubungan dengan lingkungannya.3
Collins (1989) mendefinisikan “ekologi” sebagai suatu ilmu cabang biologi yang menyelidiki hubungan antara organisme hidup dan lingkungan tempat ia hidup.4
Komarudin (1983) memandang bahwa ekologi adalah suatu kajian yang berhubungan dengan inter-relasi antara organisme dan lingkungan. Dasar empirisnya terletak dalam hasil penelitian bahwa organisme-organisme yang hidup ini bervariasi menurut lingkungan.
Ciri-ciri Ekologis Administrasi
Sebagaimana yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme hidup/makhluk hidup dengan lingkungannya maka administrasi dapat pula dipandang sebagai organisme hidup yang dipengaruhi dan memengaruhi keadaan lingkungan. Dengan kata lain, ada hubungan timbal balik antara administrasi dan lingkungan atau faktor-faktor ekologi. Artinya, administrasi sebagai organisme hidup bersifat dinamis; berproses ke arah pencapaian tujuan. Dalam proses inilah, faktor ekologi menampakkan pengaruhnya, baik secara positif maupun negatif. Sebaliknya, dalam menghadapi pengaruh tersebut, administrasi yang tidak statis ini harus mampu memanfaatkan hal-hal yang negatif ke arah yang positif, setidaknya tidak menghambat proses administrasi. Administrasi sebagai organisme hidup mempunyai sifat-sifat tertentu agar memanfaatkan dan mengendalikan faktor-faktor lingkungan.
Ekologi merupakan suatu sintesis, penilai paduan kembali dari hasil-hasil studi yang telah dilakukan terhadap unsur-unsur masing-masing dan satu per satu yang diperoleh dengan analisis.11 Penilai paduan kembali itu dilakukan karena studi yang dilakukan oleh para sarjana sesuai dengan keahliannya masing-masing dapat dihimpun dan disatukan sehingga menghasilkan prestasi yang baik dan tinggi. Dalam melakukan penilaian paduan kembali, ada asas-asas yang sangat perlu diperhatikan, yaitu asas interdependensi, asas perubahan, dan asas evolusi.12
B. Faktor-faktor Ekologis dalam Administrasi
Faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan dengan dimensi lingkungan, politik, kultur, hukum, politik, ekonomi, teknologi, struktur, manusia, pilihan strategi, kewenangan, pembagian tugas, spesialisasi, proses dan prosedur pengoperasian, harus dipertimbangkan karena turut menentukan keberhasilan mencapai tujuan.
Dalam hubungan itu, Olsen (2004) mengutip pandangan John M. Gaus: “The six factors are: people, place, physical technology, social technology, whises and ideas, catastrophe, and personality”.
Riggs berpendapat bahwa faktor-faktor ekologi administrasi negara, yaitu economic foundation, social structure, communication network, ideological/symbol patterns and political system. Nigro menyarankan faktor-faktor ekologi administrasi negara, antara lain population changes, advances in physyical technology, advances in social inventions, and ideological environment.14
Pamudji (2004) menekankan pada komponen sistem lingkungan, masukan, proses konversi, keluaran, dan umpan balik.15 Lahirnya Ilmu Perbandingan Administrasi Negara16 semakin menegaskan adanya pengakuan akademis terhadap karakteristik ekologis yang dimiliki oleh suatu wilayah pemerintahan.
Seperti ditulis oleh Keban (2008) bahwa beberapa kelompok pakar dari Universitas Indiana, Michigan State, Syracusa, Southern California, dan Pittsburg, mengingatkan untuk tidak memaksakan penerapan manajemen Barat ke negara sedang berkembang karena membutuhkan banyak persyaratan khusus. Penganjurnya adalah Rondinelli, Bryant dan White, Kiggudu, Ingle, Uphoff, Korten, Lindenberg dan Crosby, Chambers, Brinkerhoff, dan Esman.17
Karena kekhususan faktor-faktor itulah, terdapat perbedaan ekologis dari birokrasi pemerintahan dalam konstelasi lintas negara ataupun lintas daerah.
Faktor-faktor ekologis administrasi negara dapat dilihat dari aspek-aspek kehidupan nasional yang terdiri atas dua aspek, yaitu aspek alamiah dan aspek kemasyarakatan.
C. Ruang Lingkup Ekologi Administrasi
Manusia selalu Mengembangkan Lingkungan Sosial
Pangkal lingkungan sosial adalah kemampuan akal manusia untuk mempersatukan (to assimilate) khazanah alam ke dalam ranah kebudayaan dan melihat diri dan orang lain sebagai bagian dari lingkungannya.
Secara lebih lugas, Bennett (1976) menyatakan bahwa manusia hidup dalam lingkungannya bersama orang lain yang membentuk suatu lingkungan (human ecology). Lingkungan ini merupakan bagian dari lingkungan hidup yang lebih luas (natural ecology) sebagai kenyataan.19 Oleh karena itu, manusia lebih banyak dituntut untuk beradaptasi terhadap lingkungan sosial yang mereka ciptakan berdasarkan pemahaman kebudayaannya daripada menyesuaikan diri terhadap lingkungan alam semata-mata.
D. Pertumbuhan dan Perspektif Ekologi Administrasi Negara
Pertumbuhan Ekologi Administrasi Negara
Sekelompok ilmuwan politik dan administrasi negara menyadari bahwa memindahkan sistem dan lembaga-lembaga atau pranata politik dan administrasi negara dari suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan negara tertentu ke lingkungan masyarakat, bangsa dan negara yang lain tidaklah tepat. Analisis ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi dan lain-lain memperkuat pendapat bahwa hal-hal yang baik dalam suatu lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara lain, bahkan dapat terjadi sebaliknya.
Oleh karena itu, penyempurnaan sistem dan pranata administrasi negara dari negara-negara yang sedang berkembang perlu didukung oleh suatu perbandingan, khususnya yang
TINJAUAN EKOLOGIS ADMINISTRASI NEGARA
A. Tinjauan Ekologi Administrasi Negara
Esensi Makna Ekologi Administrasi Negara
Menurut Fred. W. Riggs (1978), makna ekologi administrasi negara adalah serangkaian proses yang terorganisasi dari suatu aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan, terutama di bidang organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan.1
Dimock dan Dimock (1992) mendefinisikan administrasi negara sebagai bagian dari administrasi umum yang mempunyai lapangan yang lebih luas, yaitu mempelajari cara menyusun, menggerakkan, dan menjalankan lembaga-lembaga mulai dari satu keluarga hingga PBB.2
Ira Sharkansky (1978) menjelaskan pengertian administrasi negara melalui pengamatan terhadap kegiatan para administrator, yang meliputi pekerjaan pemerintah.3
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan pengertian ekologi administrasi negara adalah serangkaian proses yang terorganisasi dari suatu aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan, terutama dalam bidang organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan. Dengan kata lain, ekologi administrasi publik adalah ilmu yang mempelajari adanya proses saling memengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara total dan timbal balik antara pemerintah dan lembaga-lembaga tertinggi negara ataupun antarpemerintah, vertikal-horizontal, dan masyarakatnya
Administrasi negara dianalogikan sebagai sebuah organisme yang mempunyai hubungan pengaruh timbal balik.
B. Prinsip Ekologi Administrasi Negara
Administrasi negara dianalogikan sebagai sebuah organisme yang mempunyai hubungan pengaruh timbal balik dengan lingkungannya (environment). Menurut Chandler dan Plano (1988), pentingnya mempelajari lingkungan dalam ilmu administrasi dapat ditelusuri dengan dua pendekatan berikut.4
Pendekatan Teoretis
Pendekatan ini diterapkan pada masa diciptakannya prinsip-prinsip administrasi (1927-1937), yang diharapkan berlaku universal. Namun, kenyataannya prinsip tersebut tidak berlaku universal karena lingkungan juga turut memengaruhi perkembangan ilmu administrasi negara.
Pendekatan Praktis
Setelah Perang Dunia II negara-negara Barat memberi bantuan teknis kepada negara-negara yang lemah dengan mengirimkan tenaga-tenaga administratif untuk memperbaiki pemerintahannya. Teori administratif yang sudah terbukti berhasil di negara Barat kemudian diterapkan di negara-negara berkembang. Akan tetapi, hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan.
Teori administrasi negara yang terbukti berhasil di negara maju ternyata tidak berhasil di negara-negara miskin dan berkembang. Dengan demikian, jelas bahwa (cultural born) juga memengaruhi administrasi negara. Hal ini yang mendorong pemerintah untuk mempelajari hubungan timbal balik antara sistem dan lingkungannya.
Hubungan Timbal Balik dan Saling Memengaruhi dalam Organisasi
Hubungan yang timbal balik dan saling memengaruhi dalam organisasi ini berupa hubungan kerja sama antarindividu, hubungan manusia di dalam dan di luar organisasi, dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya.
Dalam rangkaian tinjauan ekologis ini yang dimaksudkan dengan administrasi sebagai proses, aparatur, institusi ataupun fungsi akan terlihat dalam kegiatan, perilaku pegawai, badan administrasi yang meliputi semua tingkat pemerintahan, baik di tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kotamadya, provinsi dan pusat/nasional, maupun lembaga/badan pemerintah lainnya.
C. Karakteristik Ekologi Administrasi Negara
Dilihat dari kerangka dasar sistemnya, administrasi negara mempunyai lingkungan, masukan, proses konversi, keluaran dan umpan balik yang saling berhubungan dan berinteraksi.5
KERANGKA DASAR SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
A. Konsep Dasar Sistem Administrasi Negara
Makna Sistem Administrasi Negara
Pengertian Sistem
Administrasi negara merupakan suatu sistem sehingga teori sistem menjadi bagian penting dalam kajian dan terapan administrasi negara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.1
Pengertian sistem juga dikemukakan oleh Pamudji, yaitu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisasi, himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh. Adapun Atmosudirdjo mengemukakan bahwa sistem adalah jaringan dari prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha atau urusan.2
Menurut Sumantri, sistem merupakan sekelompok bagian yang bekerja sama untuk melakukan suatu maksud. Dengan demikian, apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya, maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak-tidaknya sistem yang sudah terwujud akan mendapat gangguan.3
Gabriel A. Almond mengartikan sistem sebagai suatu konsep ekologis yang menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan suatu lingkungan yang memengaruhinya ataupun dipengaruhinya.
Scoderbek memberikan definisi sistem sekaligus memberikan penjelasan ciri-ciri sistem. Sistem didefinisikan sebagai seperangkat tujuan yang bersama-sama dengan interelasi antara tujuan dan atribut-atributnya dihubungkan satu sama lain, serta dihubungkan dengan lingkungan sedemikian rupa sehingga membentuk satu keseluruhan. Russel L. Ackoff bahkan secara singkat membatasi sistem sebagai seperangkat elemen yang saling melakukan interaksi.4
Pada hakikatnya sistem adalah seperangkat komponen, elemen, unsur, atau subsistem dengan segala atributnya yang satu sama lain saling berkaitan, pengaruh memengaruhi dan saling bergantung sehingga keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta memiliki peranan atau tujuan tertentu.
Ciri-ciri sistem, yaitu sebagai berikut:
- bersifat terbuka dan berinteraksi dengan lingkungannya;
- terdiri atas dua atau lebih subsistem;
- adanya saling ketergantungan antar-subsistem;
- memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri;
- memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri;
- memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai;
- melakukan kegiatan transformasi;
- bersifat entropi;
- memiliki regulasi, hierarki, dan diferensiasi.