5 Upacara Adat di Lombok yang Masih Dilestarikan

Sentuhan modernisasi di Lombok tidak lantas melunturkan nilai kearifan lokal di daerah wisata tersebut. Faktanya, masyarakat Lombok tetap mempraktikkan ritual atau upacara adat di momen tertentu. Jika waktunya tepat, Anda bisa menyaksikan lima upacara adat berikut di Lombok. 

1. Nyongkolan 


Pulau Lombok memiliki adat pernikahan yang disebut nyongkolan. Prosesi ini kerap dilakukan oleh suku Sasak di Lombok Utara. Aktivitasnya dimulai dengan mengarak pengantin dari rumah mempelai pria ke tempat tinggal pengantin wanita. Saat itu, mempelai pria didampingi keluarga dan tetangganya. 

Upacara Adat di Lombok yang Masih Dilestarikan

(sumber : sa2kcreative.com) 

Hal menarik dari prosesi nyongkolan adalah pakaian dan musik yang dibunyikan. Pasalnya, seluruh pengiring pengantin di hari itu mengenakan pakaian adat Lombok. Sementara alat musiknya menggunakan gendang beleq. Tidak ketinggalan, sayuran dan buah-buahan menjadi benda yang wajib dibawa saat arakan. 

2. Bau Nyale 


Anda pernah mendengar kisah Putri Mandalika? Upacara bau nyale ada kaitannya dengan legenda putri cantik dari Pulau Lombok tersebut. Konon, kata “nyale” yang berarti cacing, merupakan wujud Putri Mandalika setelah mengorbankan dirinya karena ingin mempertahankan persatuan rakyatnya. 

5 Upacara Adat di Lombok yang Masih Dilestarikan

(sumber : merahputih.com) 

Alkisah, Putri Mandalika dilamar oleh beberapa pria. Namun, sang putri takut terjadi perpecahan di kalangan rakyatnya lantaran ia memilih salah satu pria. Akhirnya, Putri Mandalika memutuskan menerima semua lamaran, lalu menceburkan diri ke dalam lautan. 

Berawal dari legenda tersebut, masyarakat Lombok melakukan upacara bau nyale tiap bulan Februari dan Maret. Saat upacara berlangsung, orang-orang turun ke laut yang sedang pasang surut untuk mencari cacing. Nantinya, cacing dijual atau dimakan oleh penangkapnya. 

3. Adat Merariq 


Jika biasanya tindakan penculikan dikategorikan kriminal, dalam adat merariq, hal itu diperbolehkan. Pasalnya, merariq merupakan prosesi adat yang mendarah daging di Lombok. Siapa pun pengantinnya, pasti diawali dengan “adat” penculikan calon mempelai wanita oleh calon pengantin pria untuk dibawa ke rumahnya. 

Tentu saja, prosesi tersebut sudah diketahui oleh keluarga kedua belah pihak. Pasalnya, setelah penculikan, harus dilakukan ijab kabul untuk mengesahkan pernikahan. Unik, bukan? 

4. Berubus Batu 


Ritual berubus batu bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki berupa hasil panen yang melimpah. Upacara ini biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun. Lokasi upacara berada di tengah sawah dan batu pajeng atau payung di Lombok. 

Adat di Lombok yang Masih Dilestarikan

(sumber : detik.com) 

Upacara dipimpin pemangku adat dan dihadiri oleh petani beserta warga sekitar. Tugas warga—sebelum upacara berlangsung—yaitu menyediakan dulang dare (wadah kayu) berhias makanan dan dua pasang ayam hidup. Nantinya, sesaji tersebut ditaruh di atas batu payung, lalu disebar di tiga titik tempat. Tiga tempat ini harus memiliki wadah bertiang yang dibuat dari bambu. 

5. Rebo Bontong 


Anda pernah mendengar istilah tolak bala? Di Lombok juga ada upacara tolak bala yang dinamakan rebo bontong. Pelaksanaan upacara ini setiap tahun pada hari Rabu di minggu akhir bulan Safar. 

Upacara Rebo Bontong—bagi masyarakat Sasak di Lombok—dipercaya mampu menghalau bala berupa penyakit atau bencana besar. Mereka percaya, hari Rabu (makna kata rebo), merupakan waktu yang buruk untuk memulai pekerjaan. Pasalnya, bontong dalam kata rebo bontong memiliki arti “pemutus”. 

Demikian beberapa adat dan ritual di Lombok yang masih bisa Anda saksikan ketika liburan di sana. Karena upacara tidak setiap hari dilakukan, sebaiknya sesuaikan jadwal traveling Anda dengan momen ritual. Kalau perlu, cari hotel di Lombok untuk bermalam sampai pelaksanaan ritual berlangsung. Supaya mudah, booking hotel melalui Airy mulai sekarang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel